Romantisme terkadang dibangun dari hal-hal sederhana, tak harus cincin emas atau permata, tak pula harus plesir hingga jauh ke Amerika. Mengulang nuansa bulan madu adalah salah satunya.
Entah kenapa, ketika ke Jember bulan lalu, saya tiba-tiba terpikir ingin mengajak istri bermalam di Hotel Cendrawasih. Bagi kami, hotel ini penuh kenangan. Di tempat inilah kami melewati malam pertama. Sebenarnya bukan karena gaya-gayaan. Waktu itu saya belum lulus kuliah, istri juga harus melanjutkan studi DM di rumah sakit. Meski di kota yang sama, kami belum tinggal satu atap. Masih terpisah, di kontrakan masing-masing.
Dan untuk bisa berdua-duaan tentu kami butuh tempat yang representatif. Maka Hotel Cendrawasih menjadi pilihan. Alamatya di Jl. Cendrawasih No.22 Patrang atau terkadang saya mengira itu masuk kecamatan Gebang. Selain lokasi yang mudah terjangkau (tidak terlalu jauh dari kampus), tarifnya juga terbilang ramah buat kantong mahasiswa. Hehe.
Singkat cerita, Allah mengabulkan keinginan saya itu. Setelah nyaris saja nggak jadi. Begini. Perihal kami berdua ke Jember, Alhamdulillah sepakat. Tujuannya nganter sepeda motor adik yang kuliah di sana. Pulangnya naik kereta. Lalu kami browsing mencari Hotel Cendrawasih melalui aplikasi Traveloka dan Pegi-Pegi. Ternyata, info dari kedua aplikasi itu, tanggal 29-30, Hotel Cendrawasih sudah penuh. Lalu saya coba telpon langsung ke kantor Hotel, berkali-kali saya coba tapi gagal. Ya sudah, akhirnya kami pasrah.
Tetapi di balik kepasrahan itu, rupanya saya masih penasaran. Begitu sampai di Jember, kami datang langsung ke lokasi. Dan ternyata masih ada kamar kosong! Saya ambil yang Standart AC tarifnya 150 ribu. Kami dapat kamar nomer B1, dekat dengan pintu masuk.
kantor respsionis |
pintu kamar kami menginap. hehe |
Soal tarif, Hotel Cendrawsih menawarkan harga yang variatif. Termurah 50 ribu, paling mahal 300 ribu. Ketika bulan madu dulu, seingat saya ambil yang tarif 75 ribu. Sampai sekarang pun masih ada. Dan sepertinya, selama 7 tahun tidak ada perubahan harga. Wow!
tarif kamar di Hotel Cendrawasih |
Di dalam kamar, ada fasilitas telpon yang bisa digunakan jika mau pesan makanan di kantin atau keperluan berkaitan dengan pelayanan hotel. Karena perut kami keroncongan, istri pesan makan malam lengkap dengan dua gelas teh hangat. Harga seporsi nasi plus lalapan ayam hanya 15 ribu rupiah. Murah bukan?
Ohya, untuk fasilitas kamar Standart AC yang kami tempati ada TV, AC, dan kamar mandi dalam. Kamar mandinya lumayan besar hanya sayang belum ada fasilitas air panasnya. Udara Jember saat itu lumayan dingin.
Esoknya, pagi-pagi, kami menikmati udara di luar kamar sambil menikmati taman indah Hotel Cendrawasih. Jalan kaki mencari ke arah barat untuk mencari sarapan. Persis seperti yang kami lakukan saat bulan madu dulu. Dan kami juga berhenti di warung yang sama. Menikmati teh hangat, pisang goreng, dan sarapan nasi bungkus yang nikmatnya tak terkira.
suasana taman |
suasana taman |
Pagi itu, setelah jalan-jalan, kami langsung check out. Sebenarnya check out bisam sampai pukul 12.00, tapi kami berangkat kembali ke Sidoarjo dengan kereta Mutiara Timur pukul 11.30. Sebelum itu, masih ada beberapa agenda lain di seputar kampus.
Meski hanya semalam, kami puas dengan pelayanan Hotel Cendrawasih. Apalagi Pak Security-nya gak keberatan saat kami minta tolong untuk memfoto kami berdua. Hehe.
http://ift.tt/2uSjcos
from Rafif Amir http://ift.tt/2vcwmzm
via Obat Penumbuh Rambut