Namun mari kita bahas tentang isi yang kelihatannya menarik itu, tanpa tendensi apapun.
Terdiri dari 10 bab, buku "Cara dan Tip Produktif Menulis Buku" ini dibuka dengan bab berjudul Bahasa Menunjukkan Bangsa. Bab berikutnya tentang Perkembangan Buku di Era Globalisasi. Informasi tentang sejarah, fungsi, dan definis buku. Dijelaskan dengan gamblang bahwa UNESCO mendefinisikan buku adalah terbitan non-berkala yang berupa cetakan mnimal 49 halaman tidak termasuk sampul dan dipublikasikan. (Hal.6)
Pada bab selanjutnya tentang Pemikiran Seorang Penulis Buku. Mulai dari definisi penulis hingga kebutuhan membaca. Sampai di sini, buku ini jelas memiliki diferensiasi dibandingkan buku-buku sejenis. Hanya saja, menurut saya, terlalu bertele-tele. Saya mulai kecewa, karena belum menemukan konten yang sesuai judul: Cara dan Tip Produktif Menulis Buku.
Oke, tak apa. Karena sudah terlanjur membaca, kita lanjutkan saja. Bab selanjutnya, Bab 4 tentang Persiapan Menulis. Nah, mungkin ini.
Saya sampai pada sebuah paragraf yang ditulis oleh penulis: "Semakin banyak pertanyaan yang bisa Anda ajukan terhadap sebuah topik akan semakin mudah Anda menyelesaikan tulisan tersebut. Sebab secara tidak langsung Anda ingin selalu menjawab, menjawab, dan terus menjawab. Jawaban itulah yang terus Anda tulis." Mungkin ada benarnya, tapi pertanyaan terus menerus tanpa diimbangi penguasaan materi/topik yang memadai maka pertanyaan itu justru menjadi momok menakutkan. Selain itu, nalar dan berpikir kritis tak kalah penting, apalagi dalam sebuah karya fiksi.
Bab 5 tentang Karya Tulis Ilmiah, bab 6 Tahap-Tahap Penulisan, bab 7 Pencarian Referensi, bab 8 Hubungan Penulis dengan Penerbit, pada bagian ini ditulis secara mendetail dan lengkap isi pasal-pasal kontrak penerbitan. Tidak hanya satu contoh, tapi beberapa. Bagi saya, ini pemborosan. Maksudnya, buku menjadi tebal tapi mengurangi kualitas konten. Tapi, bagi penulis tentu menguntungkan. Karena untuk menulis surat kontrak penerbitan tidak perlu mikir, tinggal copas juga bisa. Selain itu, buku bisa jadi lebih tebal dan harga pun lebih mahal, otomatis royalti lebih banyak.
Dijelaskan juga pada bab selanjutnya tentang Perlindungan Hak Cipta. Lalu bab 10 membahas Proses Pembuatan, Pengedaran Teknik Promosi Buku. Saya cukup heran, karena dari 7 teknik mempromosikan buku, tidak ada di sana kata-kata mempromosikan buku via online. Padahal buku ini diterbitkan tahun 2014 dimana perkembangan dunia online sedang gencar-gencarnya, atau mungkin konten buku ini ditulis di zaman baheula dan belum sempat direvisi?
Sisanya sampai ke belakang, membuat saya ilfil, karena isinya adalah promosi si penulis. Mulai karya-karyanya yang dimuat media, kliping koran bukunya yang diresensi, kegiatan-kegiatan yang ia lakukan dan masuk koran, hingga karya-karya berupa lirik lagu dimasukkan semua. Total hampir menghabiskan separuh dari keseluruhan isi buku ini.
Saya tidak mengenal Ratna Dewi Pudiastuti. Belum pernah membaca karya-karyanya selain buku ini. Dan tidak ingin mengetahui kehebatan-kehebatannya dalam buku ini. Saya hanya ingin menemukan sesuai janji yang tertera di judul: Cara dan Tip Produktif Menulis Buku. Jika pada akhirnya saya tidak menemukan, saya berhak kecewa dan "mengutuk" buku ini.
Book Review #92. Review Cara dan Tip Produktif Menulis Buku. Karya Ratna Dewi Pudiastuti. Penerbit Elex Media Komputindo, Jakarta: Cetakan 1,2014. 244 halaman.
http://ift.tt/2uwHvH0
from Rafif Amir http://ift.tt/2uwvphf
via Obat Penumbuh Rambut