Inilah Tiga Macam Pola Pengelolaan Kemarahan Tidak Sehat dalam Keluarga

Oktober 10, 2017

Setiap keluarga memiliki kemarahan. Ini adalah hal yang tak terhindarkan dalam kehidupan dan rumah tangga, sederhana saja hanya karena rasa ini telah dicetak di dalam otak kita. Ini adalah bagian dari fisiologi kita, seperti jemari, bulu mata, dan suiku. Dan, ada banyak pula cara keluarga untuk menangani kemarahan, bergantung pada seberapa nyaman mereka dengan kemarahan. Kemarahan bisa dimanfaatkan sebagai senjata, bisa diluapkan habis-habisan ke satu sama lain, dan bisa diabaikan dan berpura tidak pernah ada. Atau, bisa digunakan pula untuk hal yang seharusnya: dikomunikasikan sebagai alat pengungkap kebenaran, sebeagai penghubung anggota keluarga dengan cara yang bermakna dan tulus.

Ada tiga macam keluarga yang tidak nyaman dengan kemarahan:

Keluarga yang menggunakan kemarahan sebagai senjata

Dalam keluarga ini, kemarahan digunakan sebagai satu atau lebih anggota keluarga sebagai sumber kekuatan. Kemarahan bisa diekspresikan dalam berbagai cara yang agresif, seperti berteriak, menyinggung, atau berkomentar dengan kasar. Atau, bahkan dengan melempar-lempar barang, memecahkan objek, atau intimidasi fisik dan ancaman. Dalam keluarga ini, pesan moral yang didapat oleh anak adalah: orang yang paling marah akan menang.

Keluarga yang mengubur kemarahan

Keluarga ini memandang kemarahan sebagai hal yang tidak bisa diterima atau bahkan buruk. Rasa marah dipandang sebagai sesuatu yang tak penuh cinta, tak peduli, atau pemberontak, dank arena itu dianggap negative atau dihukum. Pesan moral bagi anak: kemarahan itu buruk, jika kamu marah, kamu jahat. Jangan bicara tentang ini.

Keluarga yang mengabaikan kemarahan

Keluarga ini menganggap kemaragan tidak ada. Ketika ada anggota keluarga yang menunjukkan kemarahan, reaksi tidak ada. Kemarahan adalah sesuatu yang tak terlihat. Pesan moral yang didapat anak: Kemarahan tak ada gunanya, tak usah dibicarakan.

Tak ada anak dari keluarga ini yang punya kesempatan untuk belajar tentang kemarahan: bagaimana cara mendengarkan pesannya, mengelolanya, dan mengekspresikannya atau menggunakannya dengan cara yang sehat. Semua anak di keluarga ini tumbuh di keluarga yang mengabaikan emosional sang anak. Di tipe keluarga jenis kedua dan ketiga, yang bisa dibilang adalah keluarga pasif agresif, ada kesamaan dalam pengelolaan kemarahan: jika ada sesuatu yang membuatmu marah, jangan bicara, jangan bicara, jangan bicara.

Inilah yang membuat kedua jenis keluarga ini menjadi landasan untuk perbuatan pasif agresif. Karena kemarahan adalah hal alamiah yang dimiliki manusia, maka kemarahan hadir dalam setiap manusia, diinginkan atau tidak. Ketika lingkungan sekitarmu tidak toleran terhadap emosi ini, maka secara otomatis kamu akan menekan kemarahanmu setiap kali muncul. Ini bisa menyebabkan beberapa masalah, bagimu dan keluargamu. Karena menekan kemarahan seperti menahan air agar tidak memancar, tetap akan keluar di tempat lain. Karena itulah, pengelolaan emosi seperti ini sangat buruk.

The post Inilah Tiga Macam Pola Pengelolaan Kemarahan Tidak Sehat dalam Keluarga appeared first on Tampil Cantik.



from Tampil Cantik http://ift.tt/2yVid7I
via Obat Perontok Bulu
Previous
Next Post »